Senin, 14 Juli 2014

Posted by Rizmaya Ulimaz on 20.38 with No comments


Jikalau aku menghabiskan waktu berlibur akhir pekan di Hari Sabtu pagi, dan yang karena ‘terpaksa’ seketika menjadi single parent sementara buat putriku yang (sementara juga) masih semata wayang, sering kupilih Taman Rekreasi Pantai (TRP) Kartini, yang lebih akrab disebut Pantai Kartini, Rembang untuk bercengkerama berdua. Setelah men-drop ‘si dia’ di kantornya, segera kuputar arah kendaraanku menuju Pantai Kartini Rembang. Dengan tiket Rp2.000,00 per pengunjung plus bea parkir yang sama nominalnya, pintu gerbang sekunder pun dibuka, mempersilahkan kami menjelajahi setiap sudut obyek wisata di pesisir Laut Jawa ini. Sengaja kami memilih bukan gerbang utama, karena kami tak mau berpenat ria berjalan kaki menuju lokasi pantai yang masih lumayan jauhnya dari gerbang utama. Lebih enakan lewat pintu samping yang berbatasan langsung dengan Gedung DPRD Kabupaten Rembang, karena kendaraan pun bisa turut menikmati keindahan pantai.


Berdasar catatan sejarah, keberadaan Pantai Kartini tidak bisa dipisahkan dari masa kolonialisme Belanda sewaktu masih bercokol di bumi Jawa. Ini terbukti ditemukannya catatan tahun di bangunan kuno di dalam kawasan wisata unggulan Kabupaten Rembang, yang konon dulu adalah tempat pesta dan gedung pertemuan Nederlander. Menurut informasi Dinas Pariwisata Rembang, di atap gedung tua ini tertulis tahun 1811, sebagai penanda kapan artefak bangunan peninggalan Gubernur Jendral HW Deandels didirikan. Gubernur yang berkuasa di rentang tahun 1808-1811 ini adalah pemrakarsa mega proyek Jalan Pantura Anyer-Panarukan. Berhubung Kota Rembang termasuk daerah yang terkena lintasan proyek prestisius di jamannya kala itu, maka ada beberapa peninggalan Belanda yang masih tegak berdiri, termasuk Pantai Kartini, yang saat itu difungsikan sebagai taman rekreasi bagi orang-orang Walondo yang bermukim di Rembang, sekaligus tempat untuk memantau situasi lalu lintas pelayaran di Laut Jawa.



Bisa dikatakan, Pantai Kartini adalah ikon kebanggaan Kota Rembang. Obyek wisata yang terletak Di Desa Tasikagung Kec. Rembang, semakin ramai oleh wisatawan, terlebih di hari libur nasional atapun kalender pendidikan. Posisinya yang  berada di jalur padat Semarang-Surabaya, menjadi tempat yang mengasyikkan untuk singgah mengistirahatkan diri bagi yang sedang melakukan perjalanan darat.  Meski namanya tidak setenar Pantai Pangandaran Jawa Barat, dan jumlah wisman pun bisa dihitung dengan jari setiap tahunnya, tapi bagi sebagian besar wisatawan ‘interlokal’ (maksudnya kota tetangga sekitar), keberadaan Pantai Kartini masuk nominasi kuat sebagai daerah tujuan wisata bagi  keluarga yang pergi berlibur. Apalagi beberapa tahun belakangan ini, Pantai Kartini terus berbenah, merias diri, menata ulang dan  menambah fasilitas bagi kenyamanan pengunjung sehingga betah berlama-lama menikmati setiap pesona yang dihidangkan obyek wisata yang pantas disebut situs sejarah ini.


 Apa saja daya tarik TRP Kartini?


1. Wisata Bahari

Namanya wisata bahari, tentulah pemandangan laut lepas yang terbentang luas. Banyak pengunjung, terutama anak-anak menikmati suasana pantai dengan berenang sambil bersendau gurau, bermain ombak, berkotor ria dengan pasir, tanding bola, berlayar naik perahu atau terlihat sepasukan keluarga sekedar berteduh dan bersantai di bawah pepohonan nan rindang di tepian laut. Pantai yang berpasir bersih dengan debur ombaknya yang ramah, menjadikan kawasan pantai Kartini tempat yang cocok dan aman bagi berlibur.

2. Jangkar Dampo Awang

Di TRP Kartini terdapat jangkar kapal raksasa, yang sekarang dimuseumkan, ditempatkan di areal tersendiri di bangunan gardu di atas laut Jawa. Sebagai masyarakat Jawa yang kental nuansa cerita legenda dan olah pikir otak atik gatuk, keberadaan jangkar raksasa ini pun tak lepas dari kisah rakyat 
turun temurun. Konon, ketika Sam Phoo Kong (lebih dikenal dengan nama Dampo Awang), utusan dari Kerajaan Cina berlayar melintas di Perairan Rembang dalam rangka ekspedisi ke selatan, kapalnya diterjang badai gelombang sehingga rusak berat dan terhempas ke daratan. Rantai jangkar lepas dan terdampar di Pantai Rembang, sedang layarnya tertiup angin dan jatuh di Pantai Binangun, Sluke (20 km sebelah timur Pantai Rembang), dan dikenal dengan sebutan watu layar. Sedang badan kapal yang karam dan tertimbun lumpur dan tanah bebatuan di daerah Lasem, membentuk sebuah bukit yang sekilas mirip kapal terbalik, yang oleh masyarakat sekitar dinamai Bukit Bugel.
Demi mengingat peristiwa bersejarah itu,  Pengelola TRP Kartini menomumenkan jangkar Dampo Awang sebagai simbol semangat bahari dan jiwa pelaut masyarakat pesisir Rembang.

3. Wahana Bermain Anak
Demi memanjakan segmen pengunjung anak-anak, Pantai Kartini melengkapi diri dengan arena bermain anak, semisal wahana mandi bola, bebek air, ayunan, kereta mainan, komedi putar dan gardu pandang. Semenjak 2002, telah dibangun kolam renang “Putri Duyung” di dalam kompleks tempat wisata yang terletak tepat di jantung Kota Rembang.       

4. Syawalan
Setahun sekali, terdapat tradisi syawalan, tepat seminggu setelah Hari Raya Lebaran Idul Fitri, yang dipusatkan di Pantai Tasikagung. Momen inilah puncak keramaian Pantai Kartini,  di saat euphoria berlebaran warga Rembang dan kota-kota sekitarnya masih meluap-luap setelah menjalani ibadah puasa sebulan penuh. Area seluas 5 ha seakan tak mampu menampung pengunjung yang meluber, larut merayakan tradisi syawalan. Dan yang menjadi tujuan nomor wahid bersyawalan adalah lomban, naik perahu layar berjamaah hingga ke daratan nusa  nan eksotis, yakni Pulau Marongan, kurang lebih berjarak 5 mil dari pantai Kartini.
Maka, tepatlah jika aku memilih TRP Kartini Rembang sebagai tempat menjalin kedekatan dengan anak, mengentertain mengisi dunia kecilnya dengan bermain dan menghadirkan aura keceriaan, dan sekaligus mengenalkan buah hatiku terhadap alam lingkungan. 

0 komentar:

Posting Komentar

Minnie Mouse

animasi bergerak gif


Popular Posts

Recent Posts

Pages

Recent Posts

Recent Comments

Panah


Blogger news

Lorem ipsum

Download

wdcfawqafwef

Unordered List

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

About Me

Foto Saya
Rizmaya Ulimaz
Hello sobat , Namaku Rizmaya Ulimaz, aku biasa dipanggil Ayu tapi.. kalau disekolahku yang sekarang ini aku biasa dipanggil Maya. Aku lahir 18 Mei 1997 , ya agak tuaan dikit lah sobat. Aku duduk dikelas XII TKJ. Aku sekolah di SMK Wikrama 1 Jepara. Aku asli Rembang sobat .. tapi aku sekolah di Jepara, ya biar nambah pengalaman aja. Udah itu aja sobat sambutan dari aku.. Bye bye :)
Lihat profil lengkapku

Followers

Followers

About Me

Foto Saya
Hello sobat , Namaku Rizmaya Ulimaz, aku biasa dipanggil Ayu tapi.. kalau disekolahku yang sekarang ini aku biasa dipanggil Maya. Aku lahir 18 Mei 1997 , ya agak tuaan dikit lah sobat. Aku duduk dikelas XII TKJ. Aku sekolah di SMK Wikrama 1 Jepara. Aku asli Rembang sobat .. tapi aku sekolah di Jepara, ya biar nambah pengalaman aja. Udah itu aja sobat sambutan dari aku.. Bye bye :)

Popular Posts

Copyright © Dampo Awang Beach | Powered by Blogger
Design by Rizmaya Ulimaz | Blogger Theme by Rizmaya Ulimaz